Bismillahirrahmanirrahim
Berseri di pagi hari
Mewangi di malam hari
Wahai Puteri Cempaka Sari
Putih berlari kuning menari
Merah mencari hitam memberi
Bukan aku menembus batu ini
Tapi aku menembus jantung limpa hati si..
Sebagaimana air menembusi
Tiada keras mampu menafi
Akulah putih yang menembusi
Tiada tertahankan rindu dendam gila hati si..
Berkat keramat La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah
Hu Allah
Reminder:
Diambilkan dari berbagai sumber kisah:
Pada zaman dahulu ada seorang ulama namanya Ibnu Hajar Al Asqalani,
beliau semula adalah seorang santri yang bodoh. Beliau belajar kepada
kyainya sampai beberapa tahun, namun ia belum juga bisa membaca dan
menulis, hingga akhirnya diapun berputus asa. Ia pun mohon diri kepada
kyainya supaya diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai
memperbolehkan Ibnu Hajar pulang, tapi beliau berpesan supaya jangan
berhenti belajar sesampainya di rumah.
Akhirnya Ibnu Hajar pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan, hujan
turun dengan lebat, ia terpaksa berteduh dalam sebuah gua. Oleh karena
hujan tak kunjung reda, ia pun memutuskan masuk lebih dalam ke gua
sehingga dapat duduk-duduk di dalamnya. Pada saat itulah terdengar suara
gemericik. Oleh karena penasaran, ia mendatangi sumber suara tersebut.
Ternyata sumber suara itu berasal dari gemericik air yang menetes pada
sebongkah batu yang sangat besar. Batu besar itu berlubang karena telah
bertahun-tahun terkena tetesan air. Melihat batu yang berlubang
tersebut, akhirnya Ibnu Hajar merenung. Ia berpikir, batu yang besar dan
keras ini lama-lama berlubang hanya karena tetesan air ini. Kenapa aku
kalah dengan batu?
Pada riwayat (sumber) lainnya :
Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air
yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun
terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban.
Bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia
terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa
batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus.
Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya
sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu
yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya
yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa
menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan
sabar. Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali
ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru
saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau,
gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah
itu.
menurut pendapat saya (@TS) :
peristiwa supranatural telah terjadi diluar akal pikiran semata
saat air menetes sehingga batu menjadi berlobang karenanya
saat itulah terjadi "pancaran pencerahan" yang menerpa diri Ibnu Hajar
sehingga siapapun yang sering dekat dengan alam
dan sering tanpa sengaja melihat fenomena alam maka
akan terjadilah perobahan besar secara supranatural pada diri orang tersebut
dan orang tersebut akan melahirkan keajaiban-keajaibannya
inilah maksud saya, dengan arahan, ketika kita menatap batu combong
atau keris combong, atau kayu oyot mimang yang membentuk atau berlobang
maka diharapkan fenomena itulah yang akan melahirkan keajaiban
yang kelak dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidup
tidak hanya sekedar buat pelet saja, tetapi yang paling penting dari itu ialah
terbukanya "kesadaran pencerahan" pada diri kita
sehingga kita mampu menyelesaikan masalah yang impossible sekalipun
SUMBER : http://www.kaskus.co.id/thread/5128bbbc8327cfc558000002/misteri-combong--kayu-batu-besi-yang-berlobang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar